D'PASCEUDAH; Produk Kreatif Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli - Aceh
D'PASCEUDAH bergaung dari balik jeruji besi. Merek produk kebersihan ini merupakan hasil buatan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli, Aceh. Kemasannya yang apik serta ragam aroma dan warna, menjadikan produk-produk tersebut tampil menarik.
Saya sendiri pertama kali melihat produk D'PASCEUDAH dari akun medsos Meutia Delima. Konon, doilah yang menjadi salah satu pelaksana program pelatihan bagi warga binaan di Lapas Sigli. Alhasil, produk unggulan kebersihan itu pun berhasil diproduksi dan laris manis terjual di pasaran masyarakat Serambi Mekkah.
Demi pencitraan, para model melepas masker sesaat saat berfoto, harap dimaklumi |
Terdapat keserupaan penyebab masuknya Maximilian Schmidt, sang tokoh utama film, dan para perempuan Aceh tersebut ke penjara. Namun, yang menjadi perbedaan mendasar antara mereka adalah kalau Max melakukan jual beli narkoba sebatas "iseng" untuk menguji coba rancangan sistem komputernya, akan tetapi para perempuan ini justru sebaliknya. Rata-rata mereka melakukan hal tersebut sebab terpaksa, faktor tekanan ekonomi semata. Tindakan impulsif untuk sekadar bertahan hidup.
Terjerumusnya para perempuan tersebut ke "dunia hitam" disebabkan minimal dua faktor utama. Pertama, meninggalnya pasangan sebagai penopang kehidupan utama. Kedua, disebabkan oleh kasus penelantaran istri dan anak-anak oleh sang kepala keluarga.
Tekanan hidup, pendidikan yang tergolong rendah,
dan ketiadaan kecakapan (skill) menjadikan para perempuan tersebut tanpa pikir panjang
melangkahkan kaki mereka ke jalur pengedaran narkoba. Sayangnya, bukan untung, pilihan hidup yang sungguh berat tersebut berakhir buntung. Para perempuan itu pun akhirnya harus mendekam di penjara, meninggalkan sanak saudara dan juga anak-anak mereka.
Bak kata pepatah, "gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga," sungguh benar adanya. Narkoba pada kenyataannya tidak hanya merusak para pengguna, akan tetapi juga pengedarnya. Kisah serupa dari balik juriji besi lainnya, Lapas Laki-Laki Kelas IIA Banda Aceh, juga pernah saya dengarkan. Kali itu, kisahnya saya saksikan langsung dari dalam penjara. Secuil pengalaman kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas a.k.a LP) Banda Aceh tersebut pun sempat saya abadikan dalam Jurnalisme Warga "Memanusiakan Manusia di LP yang Indah".
Oleh karenanya, saat kak Meutia menunjukkan foto-foto beragam kegiatan pemberdayaan dan produk yang dihasilkan oleh para warga binaan di Lapas Perempuan IIB Sigli, seluruh saraf di tubuh saya bergejolak. Campur aduk antara perasaan sedih dan gembira, yang lebih populer dinamakan haru. Namun terdapat juga rasa marah saat mengingat bagaimana pengedaran narkoba terbukti memporak-porandakan masyarakat dunia, termasuk Aceh.
Walau banyak yang beralasan bahwa narkoba menjadi jalan pelarian untuk merasakan kesenangan, sungguh itu fana adanya. Daripada menolak menghadapi kenyataan dan mematikan perasaan (denial), bagaimana kalau kita coba mengelolanya saja? Semoga artikel "5 Cara Ampuh Mengungkapkan Perasaan dan Emosi" dapat membantu ya.
Review Lengkap Produk D'PASCEUDAH
Baiklah, setelah curcol inspirasi dari proses terciptanya beragam produk kreatif di Lapas Sigli ini, yuk kita lanjut nge-review satu persatu produknya. Oh iya, btw, produk-produk ini bisa dibeli item per item ya. Kebetulan, karena penasaran, saya mesen yang paketan. Harganya cuma 100k doang guys, wow... murah banget.
Isi paketnya terdiri atas 4 batang sabun mandi, 2 botol besar sabun cuci piring, 1 botol besar sampo sereh wangi, dan 1 botol sabun cuci tangan. Gila sih ini, selain harga yang ekonomis, produknya pun bagus.
Demi apa coba saya nunda nulis review produk ini sampai nyaris dua bulan? Ya demi ngegunain semua produknya lah. Parahnya, sekarang jadi ketagihan. Terutama sabun cuci tangan dan sampo D'PASCEUDAH. Selain bersih, wanginya itu sumpah enak banget. Oke deh, yuk kita lanjut review produknya secara detail.
Sabun mandi aroma kopi dan coklat D'PASCEUDAH ini merupakan produk handmade. Sekilas diperhatikan, desain bungkusan produk sabun ini mirip sabun ala-ala yang diproduksi di Bali gitu, ya enggak sih?
Kalau diperhatikan lekat-lekat, kita bakal sadar kalau sabun mandi ini bukan saja produknya yang dibuat manual, tetapi juga dibungkus secara manual juga. Kreatif sekali kan ya.
Nah, untuk tampilan dan tekstur antara sabun mandi varian kopi dan coklat memang agak berbeda. Namun, untuk aroma, sejauh saya gunain itu sabun hingga berhari-hari, enggak kecium sih aroma signifikan. Untuk aroma sabun saat diendus hidung saya yang kadar keimanannya sering mampet ini, enggak kerasa sih ya. Tapi untuk kekesatan dan kelembutan selepas mandi, saya lebih suka varian coklat dibanding kopi.
Ini merupakan salah satu produk D'PASCEUDAH yang sempat agak saya remehkan eksistensinya. Sebab secara tampilan sekayak rada meragukan gitu. Iya saya rada judgmental, so maafkeun.
Jadi, seperti curhatan saya sebelumnya, shampo ini menjadi salah satu produk D'PASCEUDAH yang kini saya unggulkan dan rekomendasi. Jadi kesan pertama itu enggak selamanya benar ternyata saudara-saudara. Buktinya, awalnya saya remehkan, kini justru cinta, sial emang. Hahaha.
Menurut pengalaman, shampo ini pas awal digunakan, baru sekali dua pemakaian, sekayak B-aja. Anehnya, semakin konsisten dipakai, 2-3 kali seminggu, makin bagus sih rambut. Rambutnya ringan, kembang, dan halus.
Aroma sereh wanginya kerasaan saat sampoan. Setelah dibilas, hilang sih aromanya, yang tinggal cuma aroma rambut yang segar. So, buat kamu yang khawatir kalau nie shampo bakal ninggalin aroma sereh di rambut, tenang, enggak bakal kejadian kok. Kecuali itu rambut pas dishampo lupa dibilas sampai bersih. Bakal beraroma hutan plus semak belukar lah. So far, so good sih. Moga cocok juga di kamu ya.
Nah, ini produk sabun cuci piring dari D'PASCEUDAH. Ada dua varian, hijau tua dan hijau muda. Walau warnanya cukup pekat, ternyata sabun cuci piring ini cukup encer lho. Jadi cocok saat dituangkan dari kemasannya. Lancar jaya, enggak mampet-mampet.
Walau
sekilas terkesan sama, saya pribadi lebih suka sabun cuci piring D'PASCEUDAH yang hijau muda. Enggak ngerti jelasinnya kenapa. Terasa
lebih nyaman ditangan sih. Untuk kualitas kebersihan sama-sama bagus.
Saya agak terkejut dengan kualitasnnya yang paten walau agak encer.
Oh iya, untuk preferensi saya pribadi, aroma jeruk nipisnya masih kurang sih. So, saat digunakan mencuci, saya tambahkan lagi kulit jeruk nipis sisa saat memasak. Jadi aroma sabunnya jadi lebih segar deh. Jujur, kualitas sabun cuci piringnya bagus. Selama lebaran Idul Adha kan banyak tuh panci-panci masak bekas daging-dagingan yang berlemak dan berminyak, bersih semua wak. Enggak nyangka juga bisa seefektif itu. Terima kasih D'PASCEUDAH, lho kok sekayak ngendorse?! hakhak.
Oke deh, untuk kamu-kamu yang penasaran mau cobain produk D'PASCEUDAH, buruan pesan dah. Selain bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari, dengan membeli produk D'PASCEUDAH, kita sudah ikut mendukung perputaran ekonomi dan menambah semangat warga binaan di Lapas. Harga produk boleh kaki lima, tapi kualitasnya bintang lima dong.
Ayo kita dukung produk-produk kreatif dari Lapas di berbagai penjuru Indonesia. Sebab jalan kebaikan, layaknya kejahatan, bisa terjadi jika diberi kesempatan. So, mari gaungkan One Day, One Prison's Product, #AkuBeliProdukNapi .
0 Response to "D'PASCEUDAH; Produk Kreatif Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli - Aceh"
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya!
Besok-besok mampir lagi ya!
(Komentar Anda akan dikurasi terlebih dahulu oleh admin)